PERSIK vs PERSIJA 2-0: Dua Jangkar dan Curi Momen
Persik membuat kejutan dengan pertama kalinya lolos ke semifinal Piala Indonesia. Kalah 3-4 pada leg pertama di Solo, Persik membalas dengan kemenangan 2-0 di Stadion Brawijaya, Kediri. Kekuatan Persik ada pada upaya mereka menangkal kreativitas Firman Utina dan Fahrudin Mustafic.
Formasi
Persik tetap mengusung 3-4-1-2, adaptasi dari 3-5-2 dengan sedikit mendorong Han Ji-ho sebagai trequartista. Dua holding midfielder adalah Jeffry Dwi Hadi dan Legimin Rahardjo dengan Mekan Nasyrov di sayap kanan dan Mahyadi Panggabean di sayap kiri.
Sementara Persija bertahan dengan 4-3-3. Perbedaannya hanya Musafry menggantikan posisi Aliyudin di leg pertama. Emalue Serge sebagai penyerang wide di sisi kiri, Musafry di kanan.
Faktor Penentu
Yongki Aribowo dan Mahyadi Panggabean boleh disebut hero Persik dengan gol yang mereka buat. Tetapi sesungguhnya performa terbaik ada pada Jeffry Dwi dan Legimin. Dua orang ini konstan bergerak menempel Fahrudin dan Firman Utina. Gelandang menyerang dengan kapasitas Firman Utina baru punya kesempatan dan ruang tembak bagus di awal babak kedua. Artinya dia betul-betul dimatikan.
Fahrudin sebenarnya konsisten hanya saja Ilham dan Firman tidak bisa memberikan bantuan dalam build up permainan. Pola 4-3-3 sebenarnya mengandalkan build up permainan untuk mencetak gol. Begitu juga dalam bertahan, setelah kehilangan bola striker dan gelandang harus membantu merebut bola. Ini pola khas dari Ajax Amsterdam di era keemasannya. Yang terjadi pada Persija, trio Ilham, Firman, dan Fahrudin sering kalah berebut bola dengan Jeffry dan Legimin. OK John bahkan seringkali berani memotong alur bola ke Bambang Pamungkas.
Formasi 3-4-1-2 yang dipakai Persik memang meninggalkan lubang di sayap. Sebab apa? Mahyadi dan Nasyrov lebih berat ke atas. Tidak heran jika Musafry dan Serge sempat punya peluang bagus di babak pertama. Serge bahkan punya peluang terbersih Persija saat tinggal berhadapan dengan Fauzi Toldo. Kali ini Fauzi Toldo membayar kepercayaan pelatih Agus Yuwono dengan penyelamatan gemilang (Nama Toldo di belakang Fauzi diberikan oleh Suimin Dihardja saat dia masih bersama Persikabo).
Soal dua gol Persik ini lebih disebabkan dua big man di posisi bek sentral. Abanda dan Pape cenderung lambat padahal tipikal pace Yongki dan Zhang Shuo sama-sama cepat. Mudah ditebak jika mereka sering kecolongan.
Kredit Poin
Agus Yuwono: Pelatih ini relatif baru setelah menggantikan Gusnul Yakin Februari 2010. Dia mendapat lisensi A AFC tahun 2004. Lebih sering sebagai asisten pelatih di Persema, Persela, dan Arema Malang serta Persik, sebelum naik pangkat sebagai head coach. Strategi mematikan lini kreatif Persija berbuah sejarah bagi Persik lolos ke semifinal Piala Indonesia untuk pertama kali.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar